Indeks UU Pajak Bumi Dan Bangunan No. 12 Tahun 1994
Pasal I
Angka 1Pasal 3Ayat (1)Yang dimaksud dengan tidak dimaksudkan untuk memperoleh keuntungan adalah bahwa objek pajak itu diusahakan untuk melayani kepentingan umum, dan nyata-nyata tidak ditujukan untuk mencari keuntungan. Hal ini dapat diketahui antara lain dari anggaran dasar dan anggaran rumah tangga dari yayasan/badan yang bergerak dalam bidang ibadah, sosial, kesehatan, pendidikan, dan kebudayaan nasional tersebut. Termasuk pengertian Negara sesuai Pasal 2 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1967 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Kehutanan.Contoh:
– pesantren atau sejenis dengan itu;
– madrasah;
– tanah wakaf;
– rumah sakit umum.Ayat (2)Yang dimaksud dengan objek pajak dalam ayat ini adalah objek pajak yang dimiliki/dikuasai/digunakan oleh Pemenintah Pusat dan Pemerintah Daerah dalam menyelenggarakan pemerintahan. Pajak Bumi dan Bangunan adalah pajak negara yang sebagian besar penerimaannya merupakan pendapatan daerah yang antara lain dipergunakan untuk penyediaan fasilitas yang juga dinikmati oleh Pemerintah Pusat dan Pemenntah Daerah. Oleh sebab itu wajar Pemerintah Pusat juga ikut membiayai penyediaan fasilltas tersebut melalui pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan. Mengenal bumi dan/atau bangunan miilk perorangan dan/atau badan yang digunakan oleh negara, kewajiban perpajakannya tergantung pada perjanjian yang diadakan.Ayat (3)Untuk setiap Wajib Pajak diberikan Nilai JuaI Objek Pajak Tidak Kena Pajak sebesar Rp 8.000.000,00 (delapan juta rupiah). Apabila seorang Wajib Pajak mempunyai beberapa objek pajak, yang diberikan Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak hanya salah satu objek pajak yang nilainya terbesar, sedangkan objek pajak lainnya tetap dikenakan secara penuh tanpa dikurangi Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak.Contoh:1. Seorang Wajib Pajak hanya mempunyal objek pajak berupa bumi dengan nilai sebagal berikut:- Nilai Jual Objek Pajak Bumi…………… Rp 3.000.000,00
– Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak…… Rp 8.000.000,00Karena Nilai Jual Objek Pajak berada di bawah Nilal Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak, maka objek pajak tersebut tidak dikenakan Pajak Bumi dan Bangunan.2. Seorang Wajib Pajak mempunyai dua objek pajak berupa bumi dan bangunan masing-masing di Desa A dan Desa B dengan nilai sebagal berikut:a. Desa A- Nilal Jual Objek Pajak Bumm = Rp 8.000.000,00- Nilai Jual Objek Pajak Bangunan = Rp 5.000.000,00Nilai Jual Objek Pajak untuk Penghitungan Pajak:– Nilal Jual Objek Pajak Bumi …………..Rp 8.000.000,00- Nilai Jual Objek Pajak Bangunan …….Rp 5.000.000,00(รท)– Nilal Jual Objek Pajak sebagai dasar pengenaan pajak …….Rp13.000.000,00- Nilal Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak ……………………….Rp 8.000.000,00 _- Nilal Jual Objek Pajak untuk Penghitungan Pajak……………. Rp 5.000.000,00b. Desa B- Nilai Jual Objek Pajak Bumi = Rp 5.000.000,00- Nilai Jual Objek Pajak Bangunan = Rp 3.000.000,00Nilai Jual Objek Pajak untuk Penghitungan Pajak :– Nilai Jual Objek Pajak Bumi ……………..Rp 5.000.000,00- Nilai Jual Objek Pajak Bangunan ……….Rp 3.000.000,00 (+)- Nilai Jual Objek Pajak sebagai dasar pengenaan pajak …..Rp 8.000.000,00- Nilal Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak …………………….Rp- Nilal Jual Objek Pajak untuk Penghitungan Pajak………….. Rp 8.000.000,00Untuk objek pajak di Desa B, tidak diberikan Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak sebesar Rp 8.000.000,00 (delapan juta rupiah), karena Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak telah diberikan untuk objek pajak yang berada di Desa A.3. Seorang Wajib Pajak mempunyai dua objek pajak berupa bumi dan bangunan pada satu Desa C dengan mlai sebagai berikut:a. Objek I– Nilal Jual Objek Pajak Bumi = Rp 4.000.000,00- Nilai Jual Objek Pajak Bangunan = Rp 2.000.000,00Nilal Jual Objek Pajak untuk Penghitungan Pajak :– Nilal Jual Objek Pajak Bumi = Rp 4.000.000,00- Nilai Jual Objek Pajak Bangunan = Rp 2.000.000,00 (+)- Nilai Jual Objek Pajak sebagai dasar pengenaan pajak…….Rp 6.000.000,00- Nilal Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak ……………………..Rp 8.000.000,00Karena Nilai Jual Objek Pajak berada di bawah Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak, maka objek pajak tersebut tidak dikenakan Pajak Bumi dan Bangunan.b. Objek II– Nilai Jual Objek Pajak Bumi = Rp 4.000.000,00- Nilai Jual Objek Pajak Bangunan = Rp 1.000.000,00
Nilai Jual Objek Pajak untuk Penghitungan Pajak :
– Nilai Jual Objek Pajak Bumi ………………………………….Rp 4.000.000,00
– Nilai Jual Objek Pajak Bangunan ……………………………Rp 1.000.000,00(+)
– Nilai Jual Objek Pajak sebagai dasar pengenaan pajak…Rp 5.000.000,00
– Nilal Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak ………………….Rp 0 ,00
– Nilal Jual Objek Pajak untuk Penghitungan Pajak ……(-) Rp 5.000.000,00 Angka 2
Ayat (4)
Berdasarkan ketentuan ini Menteri Keuangan diberikan wewenang untuk mengubah besarnya Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak sebagaimana dlmaksud pada ayat (3) dengan mempertimbangkan perkembangan ekonomi dan moneter serta perkembangan harga umum objek pajak setiap tahunnya.
Angka 2
Dengan dihapusnya Pasal 17, ketentuan banding Pajak Bumi dan Bangunan mengikuti ketentuan Pasal 27 Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah dengan Undangundang Nomor 9 Tahun 1994 (Lembaran Negara Tahun 1994 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3566).
Angka 3Pasal 23Angka 4Cukup jelas